Minggu, 27 Juni 2010

Kenapa Presiden Indonesia Selalu Dari Jawa ?

Oleh : Imam Asseyka Zega ( Imam Kurniawan Ritonga )


Judul diatas kadang terlintas di pikiran anda maupun setiap warga negara indonesia, walaupun terlintas itupun hanya sebentar dan setelah itu sudah terlupakan. fenomena ini terjadi karena sudah menganggap ini adalah hal biasa. tapi tahukah anda betapa penting dan fenomenanya wacana ini?

Sebenarnya ini adalah sebuah wacana yang sebaiknya tidak dipermasalahkan atau menjadi bahan pemberitaan karena dapat menyebabkan terjadinya konflik, perang dingin dll. Untuk itu sangat baik jika kita menganggap ini adalah sebuah fakta yang kebetulan sedang terjadi saja di tanah air yang kita cintai ini.

Baiklah, karena sebelumnya saya sudah menjelaskan sebaiknya ini hanya menjadi sebuah artikel biasa dan bukan jadi pembicaraan heboh yang dapat membuat warga non-jawa menjadi protes sehingga terjadinya ketidakpercayaan kepada pemerintah.

Disini saya akan menjabarkan wacana KENAPA PRESIDEN INDONESIA SELALU DARI JAWA?
Nah, saya akan membahasnya dari pendapat berbagai sumber yang pernah saya dengar dan baca.

Coba Kita lihat fenomena PRESIDEN INDONESIA DARI DAHULU SAMPAI SEKARANG.


Ir. Soekarno (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 – meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode 1945 - 1966.[1] Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.[2] Soekarno adalah penggali Pancasila karena ia yang pertama kali mencetuskan konsep mengenai dasar negara Indonesia itu dan ia sendiri yang menamainya Pancasila.[2] Ia adalah Proklamator Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945.






Jend. Besar TNI Purn. Haji Moehammad Soeharto, (lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921 – meninggal di Jakarta, 27 Januari 2008 pada umur 86 tahun[1]) adalah Presiden Indonesia yang kedua (1967-1998), menggantikan Soekarno.
Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa pendudukan Jepang dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Setelah Gerakan 30 September, Soeharto menyatakan bahwa PKI adalah pihak yang bertanggung jawab dan memimpin operasi untuk menumpasnya. Operasi ini menewaskan lebih dari 500.000 jiwa.[2]
Soeharto kemudian mengambil alih kekuasaan dari Soekarno, dan resmi menjadi presiden pada tahun 1968. Ia dipilih kembali oleh MPR pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Pada tahun 1998, masa jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei tahun tersebut, menyusul terjadinya Kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa. Ia merupakan orang Indonesia terlama dalam jabatannya sebagai presiden. Soeharto digantikan oleh B.J. Habibie.


Bacharuddin Jusuf Habibie (lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936; umur 73 tahun) adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek.





Kyai Haji Abdurrahman Wahid, akrab dipanggil Gus Dur (lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 – meninggal di Jakarta, 30 Desember 2009 pada umur 69 tahun[1]) adalah tokoh Muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B. J. Habibie setelah dipilih oleh MPR hasil Pemilu 1999. Penyelenggaraan pemerintahannya dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional. Masa kepresidenan Abdurrahman Wahid dimulai pada 20 Oktober 1999 dan berakhir pada Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001. Tepat 23 Juli 2001, kepemimpinannya digantikan oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut oleh MPR. Abdurrahman Wahid adalah mantan ketua Tanfidziyah (badan eksekutif) Nahdlatul Ulama dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).


Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri atau umum dikenal sebagai Megawati Soekarnoputri (lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947; umur 63 tahun) adalah Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli 200120 Oktober 2004. Ia merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan anak presiden Indonesia pertama yang mengikuti jejak ayahnya menjadi presiden. Pada 20 September 2004, ia kalah oleh Susilo Bambang Yudhoyono dalam tahap kedua pemilu presiden 2004.






Jend. TNI (Purn.) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (lahir di Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, Indonesia, 9 September 1949; umur 60 tahun) adalah Presiden Indonesia ke-6 yang menjabat sejak 20 Oktober 2004. Ia, bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla, terpilih dalam Pemilu Presiden 2004. Ia berhasil melanjutkan pemerintahannya untuk periode kedua dengan kembali memenangkan Pemilu Presiden 2009, kali ini bersama Wakil Presiden Boediono. Sehingga, sejak era reformasi dimulai, Susilo Bambang Yudhoyono merupakan Presiden Indonesia pertama yang menyelesaikan masa kepresidenan selama 5 tahun dan berhasil terpilih kembali untuk periode kedua.



Ehhmmm.... Nah benar bukan semua pemimpin kita berasal dari jawa dan lahir dari jawa kecuali bapak habibie. Dan bapak habibie pun hanya sebagai presiden pengganti. Coba Pak Habibie menjadi presiden terpilih/tetap paling tidak sudah membuat daftar presiden kita ada yang dari luar jawa.

KALAU PERTANYAANNYA KENAPA PRESIDEN INDONESIA SELALU DARI JAWA. HHHMMM JAWABANNYA PALING TIDAK MENGHASILKAN " KARENA YANG TERPILIH MEMANG BERASAL DARI JAWA" BETULKAN COBA KITA GANTI SEPERTI DI BAWAH.

1. APA YANG MEMBUAT SEMUA PRESIDEN KITA BERASAL DARI JAWA.
Nah ini baru enak ngomonginnya, Faktanya memang semua presiden kita berasal dari jawa. Apa yang membuat demikian itu?

Yang buat semua presiden kita dari jawa ada beberapa faktor :

1.AKIBAT KEKUATAN POLITIK PENDAHULU  Dalam dunia politik indonesia, ada sebuah kekuatan politik yang masih membedakan suku atau asal dari calon-calon presiden yang akan di jadikan presiden. Di dalam tiap Partai politik pada bursa pencalonan presiden/wakil presiden para petinggi-petinggi parpol yang umumnya orang jawa dan karena pendahulu/petinggi parpolnya juga orang jawa. Ini adalah Faktor Yang Sangat besar kenapa didalam bursa pencalonan presiden hampir tidak ada yang jebol untuk jadi capres dari masing-masing partai bahkan tidak ada kalaupun ada itupun hanya menjadi wapres sungguh.

2. MUNGKIN CALON-CALON DARI JAWA LEBIH BERKOMPETEN Nah, bisa juga kemungkinan ini. karena faktor lebih banyaknya calon yang berkompeten dari jawa. Ini adalah hal wajar, sebab dahulu pemerintahan Belanda adanya di jawa sehingga setelah habisnya penjajahan pemerintahan indonesia langsung juga berpusat di jawa. Nah, ini menyebabkan majunya kota-kota maupun daerah-daerah yang ada dijawa sehingga menghasilkan sumber daya manusia yang lebih maju ketimbang daerah-daerah di luar jawa. dan ini adalah wajar yang menyebabkan daerah-daerah di luar jawa lebih ketinggalan.

3. DALAM LUBUK HATI ORANG JAWA TETAP SAJA MENGINGINKAN PRESIDEN DARI JAWA  kalaupun tidak langsung berkeinginan seperti itu setidaknya dari hasil survey setidaknya kalo bisa orang jawa ya orang jawa sajalah "itulah yang didapat dari hasil survey. Meskipun banyak juga yang berpendapat kalau ada yang lebih baik dari luar Jawa kenapa tidak?

Menurut saya ini adalah hal yang wajar, Maaf seandainya seperti saya jika selama ini yang memimpin orang sumatera ya dalam pikiran saya paling tidak yang jadi pemimpin lagi ya orang sumatera bukan karena ego tapi karena bangga jika yang menjadi pemimpinnya satu daerah atau satu pulau dari kita. begitu juga orang jawa setidaknya kalau ada yang bisa dari jawa ya dari jawa.

Saya mendapat dari beberapa sumber yang menyatakan tentang hal ini. di situ di katakan sejak jaman soeharto orang luar jawa secara tidak langsung di batasi untuk jadi pemimpin. itu anak-anak buah soeharto sendiri yang bermain di situ. Sehingga terjadinya hubungan emosional sesama suku jawa untuk menjaga agar pemimpin indonesia tetap dari jawa.

Nah, kita lihat kapankah PEMECAHAN TELURNYA orang non jawa menjadi presiden?
Dan Apakah yang akan terjadi?
Akankah Presiden-presiden berikutnya berasal dari daerah presiden yang berhasil memecahkan telur tadi?

Kita lihat Fenomena selanjutnya!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar